Selasa, 25 November 2014

Tragedi Cipok Basah

Mulut terasa pahit lama tidak makan asinan, manisan, atau istilah kerennya “jajan”. Minggu, 9 November 2014 malam, aku dan Lia—salah satu teman di sekret—berencana mencari bakso bakar di depan kampus Stain Jember—biarpun orang lain menyebutnya IAIN Jember, aku masih suka nama itu.
Proses membakar pentol lama. Aku memutuskan untuk mencarri minuman segar di toko-toko sekitar perusahaan kerupuk. Kurang lebih waktu yang aku buang 10 menit. Dan bakso bakar pun belum siap santap. “y owes, aku neng bunderan—tempat yang berada di belakang akademik—disek. Wi-fi-an,” ucapku pada Lia sedang menunggu bakso bakar.
Tiba di bunderan, ada dua pasangan yang asik pelukan. Aku tidak habis pikir. Di tempat yang terbuka, masih ada penerangan, cukup banyak orang, dekat masjid—meski tidak ada hubungannya, mahasiswa yang katanya IAIN Jember.  #moralmu #lho.
Lia membawa bakso bakar dengan bungkus plastik. Ada lima tusuk pentol yang dipatok harga lima ribu. Aku asik youy tube an. Lia entah browsing apa. Sekitar menit ke lima belas. Mereka tambah menjadi. Posisi bunderan terdiri dari dua tempat duduk paten yang melingkar dengan atap yang berbentuk payung. Ada yang menyebut bunderan sebagai payungan.
Aku dan Lia duduk di samping masing-masing satu pasangan. Pasangan di samping Lia sedang asik pelukan sambil ciuman. Sedangkan pasangan di sampingku sedang asik pelukan dengan kondisi si cewek sambil menangis—mungkin kesakitan. Aku sih #rapopo. Tapi Lia mulai risih yang sejak duduk sudah pelukan di tempat umum begitu.
Akhirnya Lia mengajak balik ke sekret saja.
Dugaan: mungkin kedua pasangan itu sedang gandrung dengan lirik lagu “aku pingin pentol sing enek endoke, aku pingin pentol sing dobel endoke, aku pingin pentol pentol pentol pentol pentol, sing akeh emine (saya ingin pentol yang ada telurnya, saya pingin pentol yang dobel telurnya, saya ingin pentol pentol pentol pentol pentol, yang banyak mi-nya).

Catatan: tulisan ini tidak bermaksud untuk melecehkan seseorang, atau melakukan tindakan yang melanggar SARA. Tulisan ini murni kenyataan dan tidak dibuat-buat. Diperbolehkan meng-copy sebagian atau seluruh tulisan untuk keperluan pendidikan. Terima kasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar