Jumat, 09 Mei 2014

Air Birahi

bintang gemintang terbentang luas
membentuk huruf-huruf kuno
aku tak mampu membacanya
tapi teduh di palung hati

sepintas tampak kuda bersayap membawa obor, indah
bintang dan obor beradu
berebut keelokan, kebijaksanaan, dan kecantikan
tak ada yang mau mengalah

Adam menarik lengan Hawa
mencumbu paras wajahnya
lekukan mata dan garis tangan mengalir peluh
mereka bercinta di bawah perseteruan

kuda itu mendarat di bumi
menjemput Adam dan Hawa ke langit teratas
melukis malam dengan lekukan birahi
air birahi menghujani bumi

tanah kering menjadi basah
bermunculan tanaman yang beragam
mereka memecah tanah
menancapkan akar mereka kuat-kuat

perseteruan berakhir
kuda bersayap pergi dari langit menuju langit teratas


Tidak ada komentar:

Posting Komentar