Rabu, 25 November 2015

Perjalanan Najis part II

"PPMI itu OTU, organisasi tanpa uang"

Ungkapan itu muncul disela Saya, Sadam dan Rosy ngobrol sambil berjalan menuju sekret LPM Aktulita, salah satu lembaga pers mahasiswa di Unversitas Muhammadiyah (Unmuh). Sebabnya kami telah melewati mabes HA-EM-IY cabang Unmuh (mohon dibenarkan kalau salah). Yang beberapa hari ini, organisasi ekstra kampus itu menjadi hits karena ramai dana 3M, tidak membayar makan di salah satu warung, bubar barisan barbar setelah mendapat bungkusan nasi dari keamanan setempat, dan rusak fasilitas umum lantaran kecewa dengan panitia Kongres mereka.

Obrolan mengenai nasib aktivis belakangan ini mengalir (sampai jauh) begitu saja. Wajar, Sadam & Rosy adalah aktivis kawakan yang berani bela negara dengan memperjuangkan nasib rakyat proletar, tapi tak makar. Pilih makan mi instan setiap hari sampai muntah karena sudah bosan dan blenek daripada minta uang ke anggota dewan. "Mengemis uang dan jabatan pada dewan adalah tindakan barbar," kata aktivis kawakan lain nya. Cirinya bertumpil sama seperti Rosy (Saya sudah ogah catut dia. Dikira ngikuti tren catut mencatut).
Begitu pelik dan membosankan jika kami berjalan harus ngobrolin nasib aktivis ngehek, cumlaude dan késrék. Jalan kaki dari Fakultas Sastra Unej ke Unmuh itu sudah berat dan cavik bang. Plis, jangan bahas begituan lagi. Adek cavik bang!
"Makan sayur tanpa garam kurang enak kurang segar," petikan lirik Inul Daratista. Kami bergeser pembahasan.
"Mangan nang kene ta? (Makan disini ta)" ajak Sadam saat kami melintas di depan penjual mi iblis yg (katanya) zuper pedas.
"Hemmbbbttt. Harga nya mahal, kipit-teles, hedon, menyerobot konsumen pedagang mi ayam pedez super jinggo. Pokok saya ndak mau makan disitu karena menindas kaum miskin. Titik," batin saya sambil merogoh kocek di saku. Sepanjang jalan kami memberi komentar pada apapun yang tampak di depan mata. Sampai akhirnya tiba di sekret Aktualita dengan selamat dan bahagia. Hujan turun setelah mendung dan menjadi background kami bertiga jalan. Tuhan memang adil. Melindungi kami selama perjalanan. Terima kasih Tuhan. Jika ada kesempatan lain ada surprise untuk Mu. Terima kasih juga sudah memberi Saya dan Rosy kesempatan makan yang sedari pagi belum makan. Lop yuh Tuhan. Mumumumumumu

*disusun untuk memenuhi tugas menulis perjalanan najis pada 25 Nopember 2015 pukul 15.49 WIB.
**peserta perjalanan najis dan harus menulis lain nya adalah Sadam & Rosy.
***tulisan singkat karena hape yang (dianggap) tidak kompatibel menurut Sadam & Rosy :3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar