bintang gemintang terbentang luas
membentuk huruf-huruf kuno
aku tak mampu membacanya
tapi teduh di palung hati
sepintas tampak kuda bersayap membawa obor,
indah
bintang dan obor beradu
berebut keelokan, kebijaksanaan, dan
kecantikan
tak ada yang mau mengalah
Adam menarik lengan Hawa
mencumbu paras wajahnya
lekukan mata dan garis tangan mengalir
peluh
mereka bercinta di bawah perseteruan
kuda itu mendarat di bumi
menjemput Adam dan Hawa ke langit teratas
melukis malam dengan lekukan birahi
air birahi menghujani bumi
tanah kering menjadi basah
bermunculan tanaman yang beragam
mereka memecah tanah
menancapkan akar mereka kuat-kuat
perseteruan berakhir
kuda bersayap pergi dari langit menuju
langit teratas