Sabtu (18/05),
sekitar pukul 8 pagi saya dibangunkan oleh suara berisik teman-teman kamar yang
sedang sibuk bersih-bersih. Mereka membersihkan halaman dan isi kamar. Bangun
tidur cukup nyaman, tugas bersih-bersih suda rampung.
Setelah bangun
tidur, melihat handphone ada pesan singkat dari Budi. Intinya, dia
mengajak saya untuk membetulkan antena di sekret. Saya membalas pesan
singkatnya dan menyetujui ajakan dia. Namun, sebelum itu saya berkata padanya
bahwa saya belum sarapan. Untuk itu, saya berangkat ke sekret usai sarapan.
Sampai di sekret
sekitar pukul 10 siang. Kunci sekret tidak ada dan kami tidak dapat masuk. Saya
dan Budi memutuskan untuk nongkrong di depan sekret sembari menunggu balasan
dari Afwan. Karena dia yang terakhir kali membawa kuncinya. Pada saat yang
bersamaan, anak-anak pecinta alam (PA)sedang sibuk menata perahu karet di atas
mobil. Juga, teman-teman Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) lain sedang duduk santai
di depan gedung UKM.
“Sedang apa bro?”
tanya saya pada Khomsun, anggota Unit Kegiatan Olahraga (UKOR).
“Ini persiapan untuk
acara anak PA. Ayo ikut,” ajaknya.
“Wah, saya mau
pasang antena bro. Sukses lah,” kata saya. Dia tertawa kecil di samping
Udin-anggota Resimen Mahasiswa (Menwa)-dan Imas, salah satu anggota Unit
Kegiatan Pengembangan Keilmuwan (UKPK).
Mereka sudah siap dari pukul 9 dari jadwal yang sudah ditetapkan. “Saya
sudah siap dari jam 9 tadi, tapi sekarang sudah jam 10 masih belum berangkat,”
ujarnya sambil tersenyum.
Selang beberapa
menit, perahu karet sudah siap di atas mobil milik STAIN Jember. “Ayo
berangkat, mana teman-teman lainnya,” ujar Hodri, ketua PA STAIN Jember (Mapala
Palm Star). Homsun menjelaskan, anak pramuka tidak ada yang ikut. Mereka sedang
sibuk mempersiapkan kegiatan LP3. “Teman-teman seadanya saja. Ikut juga mas
Millenium, daripada tidak ada temannya” sahut salah satu anggota PA sambil
menunjuk ke arah saya. Saya mencoba menolak dengan alasan tidak mengerti akan
perihal perahu dan penjelajahan. Tapi tidak berarti, saya dipaksa dan akhirnya
berangkat bersama rombongan peserta penjelajah. Kami menuju Kali Mayang,
Kecamatan Tempurejo, Kabupaten Jember.
Sampai di lokasi,
kami mempersiapkan segala kebutuhan. Mulai dari angin perahu karet, pemanasan
fisik, sampai pada isi perut. Meski dalam persiapan tidak sedikit menjumpai
masalah. Pompa rusak, air minum habis, misalnya. Menjadi permasalahan yang
cukup menyita waktu pemberangkatan pengarungan. Kami baru mulai menerjunkan
perahu dan berlayar pada pertengahan hari.
Cukup deras arus
pada sungai ini. Meskipun arus kali ini belum maksimal. “Ini tidak deras mas,
biasanya lebih dari ini,” kata bapak penambang pasir di tempat ini. Benturan
antara perahu karet dengan tebing sudah biasa. Perahu tidak seimbang sehingga
berputar juga biasa. Penyebabnya, para penumpang hanya beberapa yang mengerti
dengan perahu dan arus. “Biasa, masih pemula ya begini. Jalannya perahu tidak
seimbang, sering berputar sudah biasa,” kata salah satu anggota PA.
Perjalanan kali ini
melibatkan perwakilan anggota UKM dengan tujuan sungai Kali Mayang sampai
sungai Blater. Dengan istirahat satu kali di daerah Wonosari, Kecamatan Tempurejo,
sebagian pengarung menghabiskan bekal di sana. Dan dua anggota PA mencari bekal
tambahan di daerah sekitar. Sambil menunggu mereka datang, kami berfoto-foto.
Saat mereka datang, sebagian perbekalan tambahan di habiskan juga.
Habis sebagian
perbekalan. Kami melanjutkan pengarungan sekitar pukul 2 sore. Dengan medan
yang sama, kami mencoba melewatinya dengan semangat yang sama. Meski sebenarnya
badan sudah payah, tapi perjalanan masih jauh di depan mata. Tampak beberapa pendayung
sudah tak mampu mengayunkan dayungnya.
“Perjalanan sudah
hampir sampai,” kata salah satu anggota PA. Semakin dekat dengan finis, semakin
lebar juga sungai dari sungai yang sudah saya lewati. Beberapa daerah sungainya
cukup dangkal, sampat perahu karet yang saya tumpangi bersentuhan dengan batu
sungai yang ada di dasar. Sepanjang perjalanan hampir finis, banyak warga
sedang sibuk menambang pasir.
Sebelum finis kami
disambut dengan rintikan hujan. Tiba di finis, hujan semakin menjadi. Kami
segera mengangkat perahu dari sungai. Sekitar pukul 5 sore kami tiba di finis,
daerah Blater tepat di jembatan arah menuju perkebunan Blater. Dengan menunggu
mobil jemputan, kami menghabiskan perbekalan yang masih tersisa.
Sekitar saju jam
sudah berlalu. Tampak mobil yang menjemput kami dari arah barat. Persiapan
untuk pulang sudah selesai. Tinggal menaikkan perahu karet ke atas mobil. Kami
tiba di kampus sekitar pukul setengah delapan malam. Dengan badan-badan yang
capek, saya memutuskan untuk beristirahat.
(18/05/2013)