Senin, 13 Juni 2016

Lawan Kemiskinan

"Miskin mendekati kekufuran. Sabar dan menerima atas kemiskinan lebih utama dari segala-galanya"
~pesan Hasyim Asy'ari, sepupu saya~

Pada masa 24 pada bulan April tahun ini, kebutuhan ekonomi semakin besar. Mengingat uang pemasukan terhambat meskipun kebutuhan sehari-hari stagnan. Menjadi beruntung saat melintas di Jl. Kauman, Mangli, Jember komplek perkampungan warga sekaligus penyedia jasa kos bagi mahasiswa maupun pekerja. 'Menawarkan kerja lem amplop dengan upah Rp 50.000 perbungkus'. Kira-kira tulisan itu menempel di dinding jalan menuju kosan. "Satu bungkus dengan jumlah 100-200 pcs gakpapa. Asal ada pemasukan," batin saya.

Malam nya, saya mengirim pesan singkat kepada nomor yang tertera di kertas tempelan itu. Saya menunggu balasan kira-kira antara Maghrib sampai Isya. Hingga pada tengah malam (bagi pelajar sekolah dasar) saya baru mendapat balasan. "Kerja nya pengeleman amplop teh untk 1 kotak komisi 50ribu.bsa dkerjakan drumah syaratnya potokpi krtu plajar / ktp sama pendaftaran 10rb.ktmu bpk KAIT"

Mengirim pesan pada nomor di kertas liar yang menempel di pinggir, bibir jalan adalah pengalaman kali pertama. Nekat kuncinya. Mengingat banyak penipuan terjadi dengan modus selebaran kertas liar. Seperti usaha klinik Tong Fang yang akhirnya tutup dengan testimoni handal nya: setelah berobat ke klinik Tong Fang, kaki saya hilang. Terlanjur takut untuk percaya pengumuman dengan model selebaran setelah mendapat peringatan dari sepupu. Kalau tidak salah ingat saat duduk di bangku sekolah kelas atas.

Ketakutan dan keraguan membesar saat ada uang pendaftaran sebesar Rp 10.000. Ada sistem administrasi yang harus dibayar. Laiknya akan mengajukan pinjaman ke pihak bank, koperasi, atau pegadaian. Ini sangat tidak syar'i dan tidak sesuai dengan ketenagakerjaan. Bahwa orang bekerja mendistribusikan pikir maupun tenaga. Bukan investasi macam perusahaan atau mlm. Mengerikan.

Keesokan harinya, saya berkunjung ke kantor penyedia jasa kerja (yang meragukan) itu. "Slhkan dtng CV GREEN EXOTIC Alamat kantor Jln. BRAWIJAYA No 67 A jubung ( 500m ketimur terminal TAWANG ALUN JEMBER sebelah POM BENSIN Kota JEMBER)..Kantor buka senin sampai sabtu jam 8 pgi smpai stngah 4 sore Tgl merah kantor lbur ktmu bpk KAIT". Dengan sepeda motor teman, saya membawa semua persyaratan yang sudah ditentukan.

Kantor yang tertera di alamat yang saya dapat terapit oleh pom bensin Tawangalun dan dinas perhubungan Jember. Delapan pagi, kantor ini sudah penuh masyarakat. Usia mereka kisaran 18-30 tahun. Rerata memakai celana legging ketat yang sempat tren beberapa bulan lalu. Pilihan gincu dengan warna mencolok, dan kaos lengan pendek yang ketat membuat mereka tampak seperti pekerja pabrik di daerah Pandaan, Pasuruan. Ini pengalaman saya mengelilingi pabrik yang ada di kawasan Bangil oleh sepupu.

Satu persatu orang dipanggil. Beberapa karyawan mengenakan kemeja dan sepatu pantofel. Yang perempuan dengan baju motif garis memanjang dan gincu yang menyala. Saya membuat kesimpulan bahwa mereka seperti pekerja mlm. Lantaran pakaian dan dandan mereka tampak berlebihan. Sama seperti saat saya menghadiri perkumpulan mlm oleh tetangga saya. "Terpenting jajan sekalian panganane. Mlm jelas resek. Dadi mrono golek panganan wae," kata tetangga saya dulu.

Kini giliran saya. Formulir berisi identitas diri diberikan. Pojok kanan bagian bawah tercantum uang yang harus dibayarkan: Rp 10.000. Karena kesal dan kecewa akibat gagal mencari uang tambahan. Lantaran informasi kerja yang mirip mlm. Saya memutuskan untuk mengisi formulir dan membayar persyaratan itu. Berharap tahu modus yang digunakan oleh mereka. Setelah mengisi, saya dipanggil oleh karyawan perempuan berdandan over itu. "Langsung naik ke lantai dua mas," kata karyawan itu.
"Dari mana mas?" Tanya seorang karyawan pria kepada saya.

Beberapa pertanyaan seputar identitas dan pekerjaan disodorkan. Ia menjelaskan teknis kerja dari selebaran liar itu. Saya mengiyakan semua penjelasan nya tanpa menyela dengan satu pertanyaan apapun.

"Berapa amplop yang harus dilem dalam satu kotak itu pak?" Tanya sebelah saya. Kebetulan saya tidak sendiri menghadapi karyawan itu.
Dia menjelaskan bahwa amplop yang harus dilem berjumlah lima puluh. Satu amplop kecil untuk satu teh celup yang akan kami kerjakan, mendapat upah Rp 1.000. Sangat menggiyurkan. "Itu hanya uji coba. Jika sukses, setelahnya tidak terbatas lima puluh amplop. Terserah kalian minta berapa amplop," tambah karyawan itu.
"Ada syaratnya"
"Apa?" Jawab bapak-bapak sebelah saya.
"Tapi saya tidak maksa lo pak"
Bapak itu penasaran. Dan saya hanya mampu menguap menahan kantuk pagi hari.
"Bapak harus jadi member kami. Bayarnya Rp 250.000. Bisa cicil kok pak"
"Emmm," jawab sang bapak
"Bapak boleh pulang sekarang. Kalau berminat silahkan datang kembali. Nanti langsung temui saya saat kembali ke sini pak"
Kami pulang. Saat di luar, bapak ini ngedumel. Dia merasa tertipu. Uang Rp 10.000 hilang sia-sia tanpa mendapat apa-apa. Hanya penjelasan dari karyawan (penipu) ulung. Maaf pak, saya tidak bisa membantu. Karena saya bersanding dengan bapak di lantai dua untuk mengetahui modus busuk mereka. Maaf.

Kejadian semacam ini sangat berpotensi menarik masyarakat menengah ke bawah. Saat mereka terdesak kebutuhan yang besar, uang dengan jumlah yang besar, dan kondisi yang menghimpit. Hal apapun akan coba dilakukan meski sangat beresiko terhadap jiwa mereka. Dalam hal ini, saya mengamini pesan sepupu saya. Bahwa miskin (intelektualitas, waktu, teman, sodara, harta) mendekati kekufuran. Mendekati kemunkaran. Jangan heran dengan beberapa masyarakat Muslim yang pindah agama menjadi Kristiani seperti di daerah Kesilir, Wuluhan, Jember. Atau yang terjadi di Madiun, perpindahan Jemaat protestan ke aliran lain. Mereka mendapat iming-iming mi instan dan beras.

Tak usah bingung melihat masyarakat berbondong-bondong menipu tetangga mereka sendiri dalam pentas mlm. Tanpa tetangga, apalah fungsi kartu member mereka yang berharga ratusan ribu sampai jutaan itu.

Kaget dengan tindakan brutal para kelompok fundamental terhadap masyarakat beragama di luar mereka? Basi. Karena mereka memang miskin intelektualitas dan otak nya kopong.
Adalah penting bagi kita membentengi diri dari hal-hal yang mendekati kekufuran. Jangan pernah mau bersabar dan menerima tindakan kelompok fundamental dan para member mlm. Mereka tidak berkeprimanusiaan. Yang pantas untuk kita sabari adalah miskin harta. Bukan selain itu.

Miskin harta harus kita perangi. Agar tetap menjadi manusia seutuhnya. Yang tidak merusak manusia lain karena hak-hak mereka kita rampas. Dengan menghalalkan segala cara termasuk melanggar hak-hak masyarakat lain.
Lawan kemiskinan!
Lawan kelompok fundamental!
Lawan member mlm!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar