Kancutmu terlihat samar
Mataku melirik malu
Dan jantung, nafasku tak teratur
Mengikuti gerak bokongmu
Vagina sobek oleh kancutmu yang sesak
Merapat dan mendesak
Agar terjaga perawanmu tapi
Selaput daramu mengucur darah
Deras
Penis lelaki tak bisa masuk
Vaginamu banjir darah segar
Kau tidak menstruasi
Kau tidak melahirkan
“Perawanmu hilang,” kata orang-orang
Harimu berubah sejak itu dan
Kau sabet gelar profesional
Lebih sekadar dokter atau
Profesor dan pangkat lain
Orang-orang menyebutnya “kupu-kupu malam” dan
Kau tersenyum biasa
Aku sama sepertimu, kerja tanpa batas
Kancut yang sesak membekas diselangkangan
Aku malu pada pelanggan, terkadang
Juga pada orang tuaku
Tak kubalas kebaikannya
Menjaga perawanku
(23/05/2013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar